kecupan kecupan hujan merah di leher malam
mengukir kisah di balik pelukan jalan
ada sepasang kasih yang mengenyam mengigil
ada penyair yng menderas getir
lampu lampu mengeras,napaz kabut memanas
alam mengusung melodi
penyair menggigildalam hujan puisi
suara batuk melompati sunyi sebuah genggaman
seerat imaji menghempas birahi
ada yng hendak di sampaikan malam
seperti retakan kisah yang berdarah
seperti jiwa yang gelisah
kecupan kecupan melumat dada
detak jam terhenti dalam puji
ketika detar janji mendebar pertemuan hujan
penyair gigil di pinggir jalan
*** ketika kau tiba tiba kau menahan kata kata
di ranum hujan tangan tangan kokohmu mengehentakan tanya
seumpama ketulusan yang tak berdaya
***kecupan kecupan hujan yang ranum
meminjam bahasa penyair
cinta tertahan do'a do;a dan air mata
meski puisi tetap agung di maqamnya
tak ada yang terluka dalam kisah sejati"
kesetian mengulati imaji
"tak ada yang terluka dalam kisah sunyi
"do'a do'a mengenangi birahi puja puji
"pada sang illahi robby.
*** salam santun sahabat sehati**
alam mengusung melodi
penyair menggigildalam hujan puisi
suara batuk melompati sunyi sebuah genggaman
seerat imaji menghempas birahi
ada yng hendak di sampaikan malam
seperti retakan kisah yang berdarah
seperti jiwa yang gelisah
kecupan kecupan melumat dada
detak jam terhenti dalam puji
ketika detar janji mendebar pertemuan hujan
penyair gigil di pinggir jalan
*** ketika kau tiba tiba kau menahan kata kata
di ranum hujan tangan tangan kokohmu mengehentakan tanya
seumpama ketulusan yang tak berdaya
***kecupan kecupan hujan yang ranum
meminjam bahasa penyair
cinta tertahan do'a do;a dan air mata
meski puisi tetap agung di maqamnya
tak ada yang terluka dalam kisah sejati"
kesetian mengulati imaji
"tak ada yang terluka dalam kisah sunyi
"do'a do'a mengenangi birahi puja puji
"pada sang illahi robby.
*** salam santun sahabat sehati**
0 komentar:
Posting Komentar